Gerak pembangunan di kota semarang terus bergerak namun amat disayangkan apabila pembangunan tersebut harus membongkar total bangunan yang mempunyai nilai sejarah sebagaimana terjadi pada pembangunan jembatan lemahgempal. Kasus serupa pernah terjadi pada saat DP Mall dibangun, dimana gapura sisa peninggalan belanda dirobohkan dan baru setelah ada protes dari masyarakat, gapura tersebut dibangun kembali sesuai dengan bentuk awalnya. Namun bagaimanapun telah menurunkan nilai sejarah atas bangunan tersebut.
Jembatan lemah gempal lebih dikenal jembatan pleret yang tidak diketahui secara pasti kapan dibangunnya, mempunyai kenangan bagi warga kota semarang khususnya yang berdomisili wilayah barat kota semarang. Walaupun bangunannya sederhana tetapi jembatan itu kuat terbukti pada saat banjir bandang beberapa tahun yang lalu bangunannya tetap kokoh kata Gunawan warga bulu stalan yang sering melintasi jembatan tersebut,. Hal senada disampaikan oleh anggota DPRD Kota Semarang dari daerah pemilihan 1 (Semarang Barat-Semarang Selatan) Novriadi,SH , menurut politisi dari Partai Demokrat seharusnya Dinas Bina Marga tidak serta merta membongkar total namun dikaji terlebih dahulu apakah jembatan tersebut mempunyai nilai sejarah apa tidak dan bagaimana kondisinya, Apabila hal itu dilakukan, dimungkinkan pembangunannya tidak secara total tetapi cukup dengan rehab besar tanpa mengganti konstruksinya. Dan tentunya pemerintah kota semarang tidak sampai harus mengeluarkan anggaran sebesar 9.5 M dari APBDnya
Terlepas dari hal tersebut diatas kita memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang yang berkenan menganggarkan pembangunan jembatan lemah gempal dikarenakan jembatan tersebut mempunyai peranan yang penting bagi masyarakat kota semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar